Minggu, 27 September 2015

0 PERKEMBANGAN HADITS KONTEMPORER (RESUME JURNAL



Oleh: Arif Chasanul Muna (Penulis Jurnal)

Persinggungan antara barat dan timur di abad ke delepan belas sampai sekarang ini sedikit banyak memberikan corak tersendiri bagi perkembangan studi keislaman, tak terkecuali studi Hadits. Kajian hadits mulai marak lagi setelah orientalis banyak mengkaji hadits dan menghasilkan karya-karya yang seringkali kontroversial. Sehingga, di awal abad ke sembilan belas kesadaran umat Islam untuk mengkaji hadits mulai bangkit dan terus berkembang hingga saat ini.
Karakter defensif sangat mendominasi perkembangan studi hadits di awal abad ke dua puluh. Hal ini tampak sekali dalam tema polemik seputar sunnah. Kritikan-kirtikan yang dilontarkan oleh orientalis dan juga sebagian cendekiawan muslim atas berbagai permasalahan yang menyangkut studi hadits, menggugah sensitifitas keagamaan umat Islam. Usaha pembelaan atas signifikansi hadits, kapabilitas para ahli hadits dan juga kevalidan metodologi banyak dilakukan oleh muhadditsin cendekiawan-cendekiawan muslim.
Karakter defensif ini juga tampak dalam bidang penelitian manuskrip. Penelitian-penelitian manuskrip hadits pada awalnya banyak termotivasi untuk membantah tesis-tesis orientalis yang meragukan otentisitas hadits. Begitu juga dalam masalah kemukjizatan ilmiah dan kemukjizatan futuristik dalam hadits. Kedua cara penafsiran ini seringkali dijadikan argumentasi untuk memperkuat otentisitas hadits, bahwa hadits memang benar-benar ucapan Rasulullah saw.

Pada perkembangannya penelitian manuskrip-manuskrip hadits tidak hanya dimaksudkan untuk menolak pendapat orientalis, namun lebih ditujukan untuk pengembangan studi hadits secara lebih luas, terutama pengembangan metodologi penelitian hadits yang memang membutuhkan banyak data yang banyak tersimpan dalam manuskrip-manuskrip. Begitu juga dengan kecenderungan I'jaz Ilmi dalam studi hadits, ia banyak memberikan cakrawala baru dalam studi teks-teks keagamaan. Konsentrasi yang berlebihan pada sisi fiqhiyyah sebagaimana yang terjadi selama ini, menyebabkan terabaikannya teks-teks sunnah yang membahas sisi-sisi lain dalam kehidupan ini.

Meskipun demikian kajian ini perlu metodologi yang jelas untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam menggunakan hadits atau memahami hadits. Pada pembahasan keempat tampak usaha para ulama untuk mengembangkan metode penelitian hadits yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dari keempat pembahasan di atas hanya pembahasan ini lah yang tidak banyak bersinggungan dengan Barat sehingga kecenderungan ini tidak bercorak defensif sebagaimana tiga tema sebelumnya. Keempat pembahasan dalam studi hadits di atas masih perlu untuk terus dilakukan dan dikembangkan, namun ada satu permasalahan lain yang perlu mendapat perhatian khusus dalam studi hadits, yaitu pengupayaan pembahasan sunnah yang diselaraskan dengan tujuan utama wahyu ketika diturunkan; terciptanya aksi yang positif, konstruktif dan progressif. Sehingga metode yang menopang proses perubahan teks menuju aksi sangat dibutuhkan. 
Sebagaimana diungkapkan Thaha Jabir ‘Ulwani, untuk mencapai hal itu ada dua syarat yang perlu diperhatikan untuk pengembangan studi hadits di masa mendatang:
  1. Menjaga hubungan integratif (al-'alaaqah at-takaamuliyyah) antara al-Qur'an dan sunnah. Apabila hubungan integratif antara al-Qur'an dan sunnah mulai dimarginalkan, maka yang akan muncul adalah hubungan-hubungan kontradiktif yang penuh polemik dan kontra-produktif, semisal pengingkaran terhadap kehujjah an Sunnah atau mereduksi signifikansi sunnah nabawiyyah
  2. Konsentrasi yang berlebihan pada sisi fiqhiyyah sebagaimana yang terjadi saat ini yang terjadi hingga saat ini, akan menyebabkan terabaikannya konsep bahwa al-Qur'an dan sunnah juga merupakan sumber untuk membangun manusia seutuhnya, faktor pendorong terealisasikannya kemakmuran dan terkonstruksinya peradaban di dunia.
Karenanya kita butuh usaha yang sungguh-sungguh untuk berkonsentrasi membahas sisi-sisi lain dalam al-Qur'an dan Sunnah yang belum mendapatkan porsi yang cukup sebagaimana yang telah didapatkan oleh ayat dan hadits-hadits ahkaam.

0 Comments

Bagaimana Pendapat Anda ?