Minggu, 27 September 2015

0 HADITS : SUMBER PEMIKIRAN TUJUAN PENDIDIKAN (RESUME JURNAL)



Oleh : Rudi Ahmad Suryadi (Penulis Jurnal)

Hadits yang didefinisikan sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, menempati urutan kedua setelah al-Qur’an dalam posisinya sebagai sumber hukum. Yang Mana Nabi sebagai orang yang menjadi sumber hadits diposisikan sebagai: penjelas Kitab Allah, pemberi teladan, Rasul yang wajib ditaati, dan orang yang menetapkan hukum. Begitu juga dalam studi pendidikan Islam, Hadits diposisikan sebagai sumber rujukan utama disamping al-Qur’an dan pemikiran-pemikiran para ulama tentang al-Qur’an.
Dalam kajian pendidikan, penelusuran hadits yang berkaitan dengan pendidikan disebut dengan hadits tarbawi. Contohnya adalah  usul al-Tarbiyah al-Islamiah fi al-Sunnah al-Nabawiyyah karya Al-Zantani.
Ketika terminologi pendidikan disandingkan dengan Islam maka akan mempunyai makna yang berbeda dengan pendidikan-pendikan yang lain. Pendidikan Islam mempunyai subtansi, asas dan landasan yang berbeda dengan konsep pendidikan yang sudah establish  dan melekat pada segenap konsep pendidikan yang sudah dijalankan.
Islam adalah sebuah agama, ia mempunyai khazanah pemikiran yang luas dan mendalam pada berbagai disiplin ilmu. Sehingga pendidikan Islam tidak bisa terlepas dari sumber utama yakni al-Qur’an dan Hadits dan dikembangkan dengan memperhatikan konsepsi yang secara subtantif terkandung pada sumber-sumber tersebut.
Pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, bukan semata-mata berorientasi pada materi. Oleh karena itu tujuan pendidikan menjadi komponen pendidikan yang harus dirumuskan sebelum merumuskan komponen-komponen yang lain. Adapun fungsi tujuan pendidikan meliputi: pertama,tujuan berfungsi mengakhiri usaha. Ke dua, tujuan mengarahkan usaha,. Ke tiga,tujuan menjadi titik pangkal tujuan yang lain. Ke empat, memberi nilai atau sifat kepada usaha tersebut.
Adapun tujuan pendidikan menurut Brubacher adalah sebagai: (1) Memberikan arah pada proses yang bersifat edukatif, (2) Mendorong dan memberikan motivasi yang baik, dan (3) Memberikan pedoman dan menyediakan kriteria dalam mengevaluasi proses pendidikan. Dengan demikin menurut pandangan Brubacher, sebelum seseorang mengadakan perubahankurikulum atau merencanakan pendidikan ia harus bertanya kepada dirinya sendiri apa sasaran atau tujuan yang akan dicapai.
Nabi Muhammad SAW adalah seorang pendidik serta pembimbing ummat dengan metode yang luar biasa. Beliau mampu mengantarkan manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan kestabilan yang mendorong perkembangan budaya Islam. Sehingga, corak pendidikan Islam yang bersentuhan dengan dasar pendidikan, dapat diderivasikan dari sunnah Nabi SAW, yaitu sebagai berikut:
  1. Disampaikan sebagai rahmatan lil-alamin (rahmat bagi semua alam) yang ruang lingkupnya tidak dibatasi pada spsies manusia.
  2. Disampaikan secara utuh dan lengkap
  3. Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak dan terpelihara otentitasnya.
  4. ehadirannya sebagai evaluator yang mampu mengawasi dan snantiasa bertanggungjawab atas aktifitas pendidikan
  5. Prilaku nabi sebagai uswah hasanah dijadikan figur yang dijaga Allah
  6. Berkaitan operasional pelaksanaan pendidikan  Islam diserahkan penuh pada ummatnya.
Berkenaan pernyataan di atas, maka tujuan pendidikan Islam yang bersumber pada Sunnah hendaknya mampu mengaktualisasikan pendidikan sebagai rahmatan lil alamin; utuh dan lengkap meliputi seluruh aspek kemanusiaan, dan dorongan untuk berbuat baik serta menghindari perbuatan negatif; mengaktualisasikan figur Nabi SAW sebagai teladan bagi subjek pendidikan; dan pada tataran praksis tujuan pendidikan dimanefestasikan dalam aktifitas pendidikan sesuai hasil pemikiran dan konsep dan dikembangkan dengan tetap menjaga rambu-rambu ajaran Islam.

Dengan demikian, Hadits merupakan sumber rumusan tujuan pendidikan. Hadits merupaka referensi untuk mengembangkan tujuan pendidikan Islam yang sesuai dengan cita-cita Islam. Karena dalam kajian epistemologis, ia menjadi sumber nilai kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya, yang telah memperkenalkan dan mengajarkan manusia dalam berbagai aspeknya, yang telah memperkenalkan dan mengajarkan manusia untuk menjalani kehidupan yang dianugrahkan Allah SWT dengan baik.

Adapun tujuan pendidikan Islam perspektif Hadits sebagaimana diungkapkan Al-Zantaniy 
seorang ahli pendidikan dari Libya, mengemukakan bahwa pendidikan Islam dapat diformulasikan ke dalam beberapa aspek yaitu: tarbiyah jismiyah, tarbiyah ruhiyah, tarbiyah ‘aqliyah, tarbiyah wijdaniah, tarbiyah khuluqiyah dan tarbiyah ijtima’iyyah.

Dari sini dapat kita lihat bahwa tujuan pendidikan perspektif hadits menghendaki adanya komprehensifitas konsep dan prkasis pendidikan. Tujuan pendidikan Islam harus mampu mengembangkan segenap potensi yang ada dalam diri manusia (ruh, jasad, ‘aql, emosi, akhlaq dan aspek sosial).pendidikan Islam sebagai manifestasi insan kamil, mempunyai orientasi tujuan utnuk mengembangkan potensi kepribadian serta mengembangkan tawazun (keseimbangan) aspek individual dan aspek sosial; serta potensi-potensi kemanusiaan.




0 Comments

Bagaimana Pendapat Anda ?