Oleh : Rudi Ahmad Suryadi (Penulis Jurnal)
Hadits yang didefinisikan sebagai segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi SAW, menempati urutan kedua setelah al-Qur’an dalam posisinya
sebagai sumber hukum. Yang Mana Nabi sebagai orang yang menjadi sumber hadits
diposisikan sebagai: penjelas Kitab Allah, pemberi teladan, Rasul yang wajib
ditaati, dan orang yang menetapkan hukum. Begitu juga dalam studi pendidikan
Islam, Hadits diposisikan sebagai sumber rujukan utama disamping al-Qur’an dan
pemikiran-pemikiran para ulama tentang al-Qur’an.
Dalam kajian pendidikan, penelusuran hadits yang berkaitan dengan
pendidikan disebut dengan hadits tarbawi. Contohnya adalah usul al-Tarbiyah al-Islamiah fi al-Sunnah
al-Nabawiyyah karya Al-Zantani.
Ketika terminologi pendidikan disandingkan dengan Islam maka akan
mempunyai makna yang berbeda dengan pendidikan-pendikan yang lain. Pendidikan
Islam mempunyai subtansi, asas dan landasan yang berbeda dengan konsep
pendidikan yang sudah establish dan melekat pada segenap konsep pendidikan
yang sudah dijalankan.
Islam adalah sebuah agama, ia mempunyai khazanah pemikiran yang
luas dan mendalam pada berbagai disiplin ilmu. Sehingga pendidikan Islam tidak
bisa terlepas dari sumber utama yakni al-Qur’an dan Hadits dan dikembangkan
dengan memperhatikan konsepsi yang secara subtantif terkandung pada
sumber-sumber tersebut.
Pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai,
bukan semata-mata berorientasi pada materi. Oleh karena itu tujuan pendidikan
menjadi komponen pendidikan yang harus dirumuskan sebelum merumuskan
komponen-komponen yang lain. Adapun fungsi tujuan pendidikan meliputi: pertama,tujuan
berfungsi mengakhiri usaha. Ke dua, tujuan mengarahkan usaha,. Ke
tiga,tujuan menjadi titik pangkal tujuan yang lain. Ke empat, memberi
nilai atau sifat kepada usaha tersebut.
Adapun tujuan pendidikan menurut Brubacher adalah sebagai: (1) Memberikan
arah pada proses yang bersifat edukatif, (2) Mendorong dan memberikan motivasi
yang baik, dan (3) Memberikan pedoman dan menyediakan kriteria dalam mengevaluasi
proses pendidikan. Dengan demikin menurut pandangan Brubacher, sebelum
seseorang mengadakan perubahankurikulum atau merencanakan pendidikan ia harus
bertanya kepada dirinya sendiri apa sasaran atau tujuan yang akan dicapai.
Nabi Muhammad SAW adalah seorang pendidik serta pembimbing ummat
dengan metode yang luar biasa. Beliau mampu mengantarkan manusia menuju
kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan
kestabilan yang mendorong perkembangan budaya Islam. Sehingga, corak pendidikan
Islam yang bersentuhan dengan dasar pendidikan, dapat diderivasikan dari sunnah
Nabi SAW, yaitu sebagai berikut:
- Disampaikan sebagai rahmatan lil-alamin (rahmat bagi semua alam) yang ruang lingkupnya tidak dibatasi pada spsies manusia.
- Disampaikan secara utuh dan lengkap
- Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak dan terpelihara otentitasnya.
- ehadirannya sebagai evaluator yang mampu mengawasi dan snantiasa bertanggungjawab atas aktifitas pendidikan
- Prilaku nabi sebagai uswah hasanah dijadikan figur yang dijaga Allah
- Berkaitan operasional pelaksanaan pendidikan Islam diserahkan penuh pada ummatnya.
Berkenaan pernyataan di atas, maka tujuan pendidikan Islam yang
bersumber pada Sunnah hendaknya mampu mengaktualisasikan pendidikan sebagai rahmatan
lil alamin; utuh dan lengkap meliputi seluruh aspek kemanusiaan, dan
dorongan untuk berbuat baik serta menghindari perbuatan negatif;
mengaktualisasikan figur Nabi SAW sebagai teladan bagi subjek pendidikan; dan
pada tataran praksis tujuan pendidikan dimanefestasikan dalam aktifitas
pendidikan sesuai hasil pemikiran dan konsep dan dikembangkan dengan tetap menjaga
rambu-rambu ajaran Islam.
Dengan demikian, Hadits merupakan sumber rumusan tujuan pendidikan.
Hadits merupaka referensi untuk mengembangkan tujuan pendidikan Islam yang
sesuai dengan cita-cita Islam. Karena dalam kajian epistemologis, ia menjadi
sumber nilai kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya, yang telah
memperkenalkan dan mengajarkan manusia dalam berbagai aspeknya, yang telah
memperkenalkan dan mengajarkan manusia untuk menjalani kehidupan yang
dianugrahkan Allah SWT dengan baik.
Adapun tujuan pendidikan Islam perspektif Hadits sebagaimana diungkapkan Al-Zantaniy
seorang ahli pendidikan dari Libya, mengemukakan bahwa pendidikan Islam dapat diformulasikan ke dalam beberapa aspek yaitu: tarbiyah jismiyah, tarbiyah ruhiyah, tarbiyah ‘aqliyah, tarbiyah wijdaniah, tarbiyah khuluqiyah dan tarbiyah ijtima’iyyah.
Dari sini dapat kita lihat bahwa tujuan pendidikan perspektif
hadits menghendaki adanya komprehensifitas konsep dan prkasis pendidikan.
Tujuan pendidikan Islam harus mampu mengembangkan segenap potensi yang ada
dalam diri manusia (ruh, jasad, ‘aql, emosi, akhlaq dan aspek
sosial).pendidikan Islam sebagai manifestasi insan kamil, mempunyai
orientasi tujuan utnuk mengembangkan potensi kepribadian serta mengembangkan tawazun
(keseimbangan) aspek individual dan aspek sosial; serta potensi-potensi
kemanusiaan.
0 Comments
Bagaimana Pendapat Anda ?